Jumat, 24 Mei 2013

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP 2



Manusia Dan Pandangan Hidup


Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi yaitu:

A. Manusia sebagai pribadi: dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu adalah suara hati. Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak mau mendengarkannya.

B. Manusia sebagai anggota masyarakat: yang menentukan baik buruk adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.

C. Manusia sebagai makhluk Tuhan: melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sikap Hidup Tergantung Pada Pribadi Dan Lingkungannya

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada factor faktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

A. Faktor Biologis
Beberapa pendapat menyatakan bahwa bawaan biologis berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Semua manusia yang normal dan sehat memiliki persamaan biologis tertentu, seperti memiliki dua tangan, panca indera, kelenjar seksual, dan otak yang rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Namun setiap warisan biologis seseorang bersifat unik. Artinya, tidak seorangpun yang mempunyai karakteristik fisik yang sama, seperti ukuran tubuh, kekuatan fisik, atau kecantikan. Bahkan, anak kembar sekali pun pasti ada perbedaan itu. Perhatikan teman di sekelilingmu, adakah di antara mereka yang memiliki kesamaan karakteristik fisik?
Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau orang bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap seperti pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti pemimpin. Jadi, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain itu. Ini berarti tidak semua faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang. Sama halnya dengan anggapan orang gemuk adalah periang, orang yang keningnya lebar berpikir cerdas, orang yang berambut merah wataknya mudah marah, atau orang yang cacat fisik mempunyai sifat rendah diri. Anggapan seperti itu lebih banyak disebabkan apriori masyarakat yang dilatarbelakangi kondisi budaya setempat.

B. Faktor Geografis
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam meme ngaruhi kepribadian seseorang. Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim, topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan fisik atau lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contohnya, orang-orang Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya yang kering dan tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan sedikit waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan sehari-hari karena tanahnya yang subur. Suku “Ik” di Uganda mengalami kelaparan berkepanjangan. karena lingkungan alam tempat mereka mencari nafkah telah banyak yang rusak. Mereka menjadi orang-orang yang paling tamak, rakus, dan perkelahian antara mereka sering terjadi semata-mata mempe rebutkan makanan untuk sekadar mempertahankan hidup. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan masyarakat kota.

C. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mem pelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki budaya merantau dan mengarungi lautan. Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis menjadi keras dan pemberani.


D. Faktor Pengalaman Kelompok

Pengalaman kelompok yang dilalui seseorang dalam sosialisasi cukup penting perannya dalam mengembangkan kepribadian. Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1.     Kelompok Acuan (Kelompok Referensi)
Sepanjang hidup seseorang, kelompok-kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma perilaku. Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah kelompok yang dijadikan acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok referensi lainnya adalahteman-teman sebaya. Peran kelompok sepermainan ini dalam perkembangan kepribadian seorang anak akan semakin berkurang dengan semakin terpencar nya mereka setelah menamatkan sekolah dan memasuki kelompok lain yang lebih majemuk (kompleks).

2.     Kelompok Majemuk
Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus perbedaan dalam kelompok majemuk tempatnya berada. Artinya, dari pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.

e. Faktor Pengalaman Unik

Pengalaman unik akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbeda-beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama. Sekalipun dalam lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh orang yang lahir kembar, tidak akan sama. Sebagai mana menurut Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya. Arti dan pengaruh suatu pengalaman bergantung pada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya.

Di Dalam Diri Manusia Terdapat Sikap Hidup Etis Dan Non Etis

Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif, bisa negatif, apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada pribadi orang itu dan juga lingkungannya.

Sikap itu penting, setiap orang mempunyai  sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya orang militer yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam kemiliteran ia dididik kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan.

Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan nonetis. Sikap etis ini disebut juga sikap positif yaitu sikap lincah, sikap tenang, dikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati dan sikap bangga.

Sikap nonetis atau negatif ialah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap itu harus di jauhkan  dari diri pribadi, karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.



Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara

Bagi negara-negara yang mengalamai penjajahan, ideologi di maknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin diwujudkan. Ideologi sangat diperlukan karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberi motivasi dalam perjuangan melawan penjajah. Pentingnya Ideologi dapat dilihat dari fungsinya. Bagi suatu negara, ideologi merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai pandangan hidup dan petunjuk arah semua kegiatan hidup serta penghidupan suatu bangsa di berbagai aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Ideologi diperlukan oleh suatu bangsa untuk mewujudkan tujuan negaranya. Tanpa kesepakatan bersama, tidak mungkin tujuan untuk meraih cita-cita atau harapan negara dapat menjadi kenyataan.

Arti penting Ideologi adalah sebagai berikut:

1.     Negara mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan orientasi mengenai dunia beserta isinya, seta memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

2.     Dengan ideologi nasionalnya, suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh dan tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh ideologi lain serta mampu menghadapi persoalan-persoalan yang ada.

3.     Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang di cita-citakan. Ideologi yang dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh rakyat dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan demi kelangsungan hidupnya.

4.     Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai golongan, suku, ras, dan agama, bahkan dari berbagai ideologi.

5.     Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai agama.

6.  Ideologi mampu mengatasi konflik atau ketegangan social.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar