MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM KOMUNIKASI
1. Pengertian dan arti penting komunikasi
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau
hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
(Lasswell 1960).
Arti Penting Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses atau kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan
manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi.
Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan,
kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.
Sebagai
makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi
menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini
terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam
berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses
komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi
adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena
fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi
seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati
nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Jenis dan Proses Komunikasi
Jenis Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan
aktifitas hubunganantara manusia atau kelompok.
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
·
Komunikasi verbal
Komunikasi verbal biasanya lebih
akurat dan tepat waktu. Kata kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau
menguraikan obyek, observasi dan ingatan.
Komunikasi Verbal yang efektif harus :
·
Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus
sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin
kecil kemungkinan terjadinya kerancuan.
·
Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika
pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan.
·
Arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian
yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan
pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
·
Selaan dan kesempatan berbicara
Kecepatan dan tempo bicara yang
tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan
pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan
kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien.
·
Waktu dan relevansi
Waktu yang tepat sangat penting
untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya
untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan
singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara
akurat.
·
Humor
Dugan (1989) mengatakan bahwa
tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh
stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan
emosional terhadap klien.
·
Komunikasi non verbal
Komunikasi non-verbal adalah
pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata.
Merupakan cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
v
Komunikasi non-verbal teramati pada
:
·
Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung
pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya.
Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat
hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan
sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.
·
Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah
satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan
pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama.
·
Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai
dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang
dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya.
·
Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan
enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut,
marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar
penting dalam menentukan pendapat interpesonal.
·
Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah
menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik.
·
Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan emosional, dan
perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting
dalam hubungan perawat-klien, namun harus memperhatikan norma sosial.
Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikasinya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi,
banyak melalui perkembangan.
Proses
komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah
sebagai berikut :
Ø
Penginterpretasian.
Ø
Penyandian.
Ø
Pengiriman.
Ø
Perjalanan.
Ø
Penerimaan.
Ø
Penyandian balik.
Ø
Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi
tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi
komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam
pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan
disebut interpreting.
Ø
Penyandian
Tahap ini masih ada dalam
komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi
manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak
menjadi konkret.
Ø
Pengiriman
Proses ini terjadi ketika
komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan
peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
Ø
Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara
komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh
komunikan.
Ø
Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
Ø
Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan
sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai
receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
3. Komunikasi Efektif
Komunikasi
dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator
dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan
kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu
dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
a. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi
harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah
diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini
menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang
disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan
situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus
sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan
disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak
yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut
bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya
dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak
berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.
4. Implikasi Manajerial
Pada
bagian ini peneliti menyajikan berbagai implikasi kebijakan yang dapat
dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.
Implikasi Manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.
Referensi :
Jerald
Greenberg. Managing Behavior in Organization.Prentice hall:New Jersey,2005
John M Ivancevich,Perilaku dan Manajemen Organisasi jil
2.Erlangga:Jakarta,2005
Komang ardana, Ni wayan M, Anak
Agung A.S,Perilaku Keorganisasian,Graha Ilmu, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar